Proses Operasi Furnace
Tata cara penyalaan furnace
Dalam menyalakan
furnace ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu : (1) Persiapan (pemeriksaan) sebelum menyalakan furnace dan
(2) Penyalaan burner
1. Persiapan
Sebelum menyalakan dapur ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan untuk mengurangi gangguan pada saat menyalakan dapur, yaitu :
- Memeriksa dan memastikan
kembali bahwa di dalam dapur tidak ada peralatan atau barang-barang lain yang
tertinggal setelah perakitan atau setelah perbaikan.
- Memastikan sekitar dapur tidak
ada barang-barang yang mudah terbakar atau mengganggu pekerjaan
- Memeriksa dan memastikan bahwa
semua kerangan bahan bakar dalam keadaan baik dan tertutup rapat
- Menyiapkan ignitor untuk
menyalakan dapur
- Katup
cerobong asap harus terbuka penuh
- Katub
udara pembakaran harus terbuka penuh
- Melakukan
steaming out (± 15 menit) hingga ruang pembakaran terbebas dari gas – gas yang
memungkinkan terjadinya ledakan didalam ruang pembakaran.
- Menghubungi petugas KK/LL untuk
gas test
2. Langkah-langkah
penyalaan dapur
Bila petugas KK/LL menyatakan dalam dapur dan sekitar dapur bebas
gas, lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
- Nyalakan pilot burner dengan
ignitor
- Setelah
pilot menyala, persiapkan bahan bakar dengan membuka kerangan induk
masing-masing bahan bakar
- Nyalakan
burner dengan menggunakan fuel gas atau fuel oil
- Naikkan
suhu ± 25°C/jam sampai suhu kondisi operasi tercapai
- Mengatur
nyala api dengan mengatur bukaan air register dan atau mengatur bukaan stack
damper.
3.
Penyalaan Burner
Salah
satu contoh penyalaan burner
Dalam
menyalakan burner, sebaiknya dipilih burner yang menggunakan bahan bakar gas
terlebih dahulu, dan nyalakan burner tersebut secara pelan – pelan. Masukan
obor/api kedalam ruangan furnace (di depan gas burner), kemudian buka valve gas
secara pelan – pelan sampai burner gas menyala. Atur nyala api dan jaga agar
tidak mati. Setelah burner gas nyala, naikkan suhu 10ºC/jam dengan jalan
membuka valve gas pelan – pelan, hingga suhu mencapai 110ºC. Setelah suhu
mencapai 110ºC tahan selama ± 24 jam.
Langkah
– langkah tersebut dilakukan bertujuan untuk mengeringkan dinding dapur agar
tidak retak – retak, juga untuk kepentingan operasi unit distilasi.Setelah itu
suhu dinaikan lagi sehingga 275ºC, dengan kenaikan suhu 10ºC/jam, dengan jalan
membuka valve secara pelan – pelan. Apabila bahan bakar gas sudah maksimum dan
tidak mampu menaikan suhu lagi, nyalakan burner yang menggunakan bahan bakar
minyak solar.
Cara menyalakan
burner dengan fuel oil solar :
- Buka
valve oil solar pada kontrol valve. Untuk pertama kali bisa lewat by pass dulu
(manual).
- Buka
valve oil solar pada burner.
- Buka
valve steam (atomisasi) pada burner
- Buka
katup udara pembakaran
-Setelah
burner oil menyala, atur nyala api dan dijaga jangan sampai mati
- Atur
bukaan katup cerobong asap (stack dampar).
Setelah
suhu mencapai 250ºC, TIC dapat dirubah ke posisi automatic. Dan setelah ”On
Crude” (minyak sirkulasi diganti minyak mentah /crude oil), naikan suhu sampai
pada suhu operasi. Jika sudah
normal fuel oil solar bisa diganti dengan fuel oil residu.
Dalam
menyalakan burner yang menggunakan bahan bakar minyak (fuel oil) sering terjadi
kegagalan. Hal – hal yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut diantaranya
:
-Tekanan
bahan bakar minyak (fuel oil) terlalu rendah.
-Kerangan
atau pipa saluran fuel oil tersumbat/buntu.
- Aliran
steam atomisasi terlalu besar.
-Steam
atominasi yang digunakan basah.
artikel yang baik jadi tambah pngetahuan. trimkasih
BalasHapusslam kenal
https://www.jualboiler.com/2018/09/29/jual-burner-solar-riello-press-g/
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus