Featured Post

FAKTOR KOMPRESIBILITAS NITROGEN DAN OKSIGEN

Gambar
        Mudah tidaknya suatu fluida dialirkan sangat tergantung pada viskositas dan densitas, namun di dalam menentukan seberapa besar laju alir gas tidak seperti halnya fluida cair yang secara fisik volumenya tidak dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Gas adalah fluida kompresibel, artinya kondisi suhu dan tekanannya mempengaruhi besarnya volume. Untuk menentukan besarnya volume yang sebenarnya harus mempertimbangkan faktor kompresibilitas (yaitu faktor pengali untuk mengoreksi volume gas). Besarnya faktor kompresibilitas sangat tergantung pada kondisi kritis dan kondisi sebenarnya, dalam hal ini suhu dan tekanan. Untuk gas tertentu seperti nitrogen dan oksigen yang telah diketahui kondisi kritisnya, maka berdasarkan kondisi suhu dan tekanan yang sebenarnya (kondisi operasi) faktor kompresibilitasnya dapat ditentukan secara mudah dengan menggunakan tabel di bawah ini Faktor Kompresibilitas Nitrogen  Faktor Kompresibilitas Oksigen

TATA CARA PENYALAAN FURNACE




 Proses Operasi Furnace


 Tata cara penyalaan furnace
Dalam menyalakan furnace ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu : (1) Persiapan  (pemeriksaan) sebelum menyalakan furnace dan (2) Penyalaan burner

1.      Persiapan
Sebelum menyalakan dapur ada beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk mengurangi gangguan pada saat menyalakan dapur, yaitu :
-   Memeriksa dan memastikan kembali bahwa di dalam dapur tidak ada peralatan atau barang-barang lain yang tertinggal setelah perakitan atau setelah perbaikan.

-  Memastikan sekitar dapur tidak ada barang-barang yang mudah terbakar atau mengganggu pekerjaan

- Memeriksa dan memastikan bahwa semua kerangan bahan bakar dalam keadaan baik dan tertutup rapat

-  Menyiapkan ignitor untuk menyalakan dapur

-  Katup cerobong asap harus terbuka penuh

-   Katub udara pembakaran harus terbuka penuh

- Melakukan steaming out (± 15 menit) hingga ruang pembakaran terbebas dari gas – gas yang memungkinkan terjadinya ledakan didalam ruang pembakaran.

- Menghubungi petugas KK/LL untuk gas test



2.      Langkah-langkah penyalaan dapur
Bila petugas KK/LL menyatakan dalam dapur dan sekitar dapur bebas gas, lakukan langkah-langkah sebagai berikut :

-  Nyalakan pilot burner dengan ignitor

-  Setelah pilot menyala, persiapkan bahan bakar dengan membuka kerangan induk masing-masing bahan bakar

-  Nyalakan burner dengan menggunakan fuel gas atau fuel oil

-  Naikkan suhu ±  25°C/jam sampai suhu kondisi operasi tercapai 

-  Mengatur nyala api dengan mengatur bukaan air register dan atau mengatur bukaan stack damper.



3.      Penyalaan Burner

Salah satu contoh penyalaan burner

     Dalam menyalakan burner, sebaiknya dipilih burner yang menggunakan bahan bakar gas terlebih dahulu, dan nyalakan burner tersebut secara pelan – pelan. Masukan obor/api kedalam ruangan furnace (di depan gas burner), kemudian buka valve gas secara pelan – pelan sampai burner gas menyala. Atur nyala api dan jaga agar tidak mati. Setelah burner gas nyala, naikkan suhu 10ºC/jam dengan jalan membuka valve gas pelan – pelan, hingga suhu mencapai 110ºC. Setelah suhu mencapai 110ºC tahan selama ± 24 jam.
Langkah – langkah tersebut dilakukan bertujuan untuk mengeringkan dinding dapur agar tidak retak – retak, juga untuk kepentingan operasi unit distilasi.Setelah itu suhu dinaikan lagi sehingga 275ºC, dengan kenaikan suhu 10ºC/jam, dengan jalan membuka valve secara pelan – pelan. Apabila bahan bakar gas sudah maksimum dan tidak mampu menaikan suhu lagi, nyalakan burner yang menggunakan bahan bakar minyak solar. 

Cara menyalakan burner dengan fuel oil solar :

- Buka valve oil solar pada kontrol valve. Untuk pertama kali bisa lewat by pass dulu (manual).

- Buka valve oil solar pada burner.

- Buka valve steam (atomisasi) pada burner

- Buka katup udara pembakaran

-Setelah burner oil menyala, atur nyala api dan dijaga jangan sampai mati

- Atur bukaan katup cerobong asap (stack dampar).

Setelah suhu mencapai 250ºC, TIC dapat dirubah ke posisi automatic. Dan setelah ”On Crude” (minyak sirkulasi diganti minyak mentah /crude oil), naikan suhu sampai pada suhu operasi. Jika sudah normal fuel oil solar bisa diganti dengan fuel oil residu.

     Dalam menyalakan burner yang menggunakan bahan bakar minyak (fuel oil) sering terjadi kegagalan. Hal – hal yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut diantaranya :
-Tekanan bahan bakar minyak (fuel oil) terlalu rendah.

-Kerangan atau pipa saluran fuel oil tersumbat/buntu.

- Aliran steam atomisasi terlalu besar.


-Steam atominasi yang digunakan basah.

Komentar

  1. artikel yang baik jadi tambah pngetahuan. trimkasih
    slam kenal
    https://www.jualboiler.com/2018/09/29/jual-burner-solar-riello-press-g/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

konversi satuan dalam ilmu perminyakan

TIPE-TIPE FURNACE BESERTA PENJELASANNYA

DENSITY / SPECIFIC GRAVITY, ASTM D 1298